TEMPO.CO, Jakarta - PT Jaringan Ekspedisi Transportasi akan menutup JET Express setelah perusahaan pengiriman tersebut beroperasi selama tujuh tahun. Tanpa menyebut alasannya, manajemen hanya menginformasikan bahwa operasional perusahaan akan berhenti pada Maret 2022.
Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos, dan Logistik Indonesia (Asperindo) Mohamad Feriadi mengatakan bisnis jasa pengiriman kilat sebetulnya masih tumbuh meski menghadapi pelbagai tantangan.
“Tapi tiap perusahaan tentu kondisi berbeda-beda karena tergantung dari bisnis modelnya,” kata Feriadi saat dihubungi pada Kamis, 17 Januari 2022.
Feriadi menjelaskan, perusahaan yang memiliki model bisnis business to business atau B to B kemungkinan tidak akan semoncer pertumbuhan bisnis untuk model yang lain. Sebaliknya, bisnis yang langsung bersinggungan dengan customer, seperti business to customer (B to C) atau customer to customer (C to C) masih terlihat lebih baik pertumbuhannya.
Sepanjang pandemi Covid-19, Feriadi menyebut rata-rata bisnis jasa pengiriman kilat tumbuh di bawah 20 persen. Pertumbuhan ini ditopang tingginya kebutuhan masyarakat untuk berbelanja secara daring maupun banyaknya kebutuhan pengantaran dokumen atau paket melalui jasa kurir.
Agar bisnis jasa pengiriman kilat tetap bertumbuh seiring banyaknya pemain baru yang muncul, Feriadi mengatakan perusahaan perlu mengadaptasikan model bisnis dengan kondisi yang ada.