Dengan kebijakan diversifikasi ekonominya, Brunei Darussalam terus mengembangkan sektor pertanian untuk swasembada pangan nasional.
Rata-rata peningkatan nilai produksi sektor pertanian dan agrimakanan Brunei Darussalam selama dua dekade tumbuh 4,9 persen, yaitu dari BND 182,6 juta (ekuivalen Rp 1,91 triliun) pada 2000 menjadi BND 470,9 juta (ekuivalen Rp 4,9 triliun) pada 2020.
Lahan pertanian aktif pun mengalami peningkatan dari hanya 15 ha pada 2010 menjadi 411,65 ha pada 2020. Untuk lahan khusus penanaman padi, Brunei Darussalam telah mengembangkan Kawasan Kemajuan Pertanian (KKP) Kandol seluas 500 hektare untuk meningkatkan jumlah produksi.
Meskipun demikian, seiring dengan upaya peningkatan swasembada tersebut, tetap terbuka peluang bagi suplai aneka produk pangan dari Indonesia.
Hal ini terlihat dari angka ekspor produk pertanian Indonesia ke Brunei Darussalam yang terdiri atas sayuran, buah, rempah-rempah dan tanaman 2020 yang meningkat, dari Rp 51,55 milyar (2019) menjadi Rp 59,9 miliar atau secara kuantitas dari 2.962 mt menjadi 3.116 mt.
KBRI Bandar Seri Begawan terus mendorong peningkatan kerja sama bisnis di sektor pertanian dengan Brunei Darussalam.
MUTIA YUANTISYA
Baca juga: Soal Jaminan Hari Tua, Buruh Demo Kemnaker dan BPJS Ketenagakerjaan Besok Pagi
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.