TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Oke Nurwan mengatakan harga tahu dan tempe akan naik beberapa bulan ke depan. Harga tahu dan tempe akan naik sebagai imbas dari penurunan jumlah produksi kedelai di negara penghasil, kekurangan tenaga kerja, kenaikan biaya sewa lahan, dan inflasi 7 persen di Amerika Serikat.
“Kemendag bersama seluruh pelaku usaha kedelai nasional akan terus berupaya menyediakan stok kedelai cukup untuk memenuhi kebutuhan industri perajin tahu dan tempe menjelang puasa dan Lebaran 2022,” ucap Oke saat konferensi pers virtual pada Jumat, 11 Februari 2022.
Oke juga melihat di Brasil terjadi penurunan produksi kedelai, di mana awalnya diprediksi mampu memproduksi 140 juta ton pada Januari, menurun menjadi 125 juta ton.
Harga tahu, kata Oke, akan naik dari Rp 52.450 ke Rp 53.700 per papan atau harga per potongnya dari Rp 650 ke Rp 700. Sedangkan harga tempe berkisar Rp 10.300 sampai Rp 10.600 per kilogram.
Kata Oke, stok kedelai dari Asosiasi Kedelai Indonesia (Akindo) tersedia 300 ribu ton bisa memenuhi kebutuhan dari Februari sampai Maret 2022. Jumlah tersebut berasal dari stok awal Februari sebesar 160 ribu ton ditambah pemasukan dari pertengahan Februari sebanyak 140 ribu ton.
Ia menuturkan pemerintah meminta dukungan importir kedelai untuk konsisten menjaga harga kedelai supaya terjangkau di tingkat perajin tahu dan tempe. Oke juga memastikan pasokan makanan alternatif berprotein tinggi itu tetap ada untuk masyarakat walau harga naik.