Dari sisi keuangan, perusahaan membukukan pendapatan bunga sebesar Rp8,8 triliun, turun 15 persen year-on-year dibandingkan tahun lalu, terutama karena penurunan piutang pembiayaan.
Sementara itu, beban bunga turun sebesar 26 persen year-on-year menjadi Rp3,2 triliun sejalan adanya penurunan pada jumlah pinjaman dan biaya bunga.
Hasilnya, pendapatan bunga bersih tercatat sebesar Rp5,6 triliun turun 7 persen apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, sementara margin bunga bersih meningkat menjadi 13,5 persen dari sebelumnya 12 persen.
Beban operasional perusahaan naik sebesar 7 persen year-on-year menjadi Rp3,7 triliun, sementara cost of credit menurun sebesar 29 persen year-on-year menjadi Rp1,4 triliun.
Secara keseluruhan, laba bersih (NPAT) perusahaan setelah pajak yang dibukukan naik 18,2 persen menjadi Rp1,2 triliun di sepanjang tahun 2021.
Hasilnya, Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) perusahaan masing-masing meningkat menjadi sebesar 4,7 persen dan 14,7 persen dari sebelumnya sebesar 3,1 persen dan 13,3 persen di tahun 2020.
Di sepanjang tahun 2021, Adira Finance memiliki ketersediaan likuiditas yang cukup untuk melunasi seluruh kewajiban keuangannya dan mendanai kebutuhan bisnisnya melalui penerimaan angsuran dari nasabah dan fasilitas sumber pendanaan yang tersedia.
Perusahaan melakukan diversifikasi sumber pendanaannya melalui dukungan dari pembiayaan bersama dengan Perusahaan induknya, Bank Danamon dan memperoleh pinjaman eksternal (pinjaman bank dan obligasi).
BACA: Bisnis Leasing Adira Finance Melonjak akibat Diskon PPnBM Mobil Baru
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.