TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan pembiayaan Adira Finance mencatatkan pembiayaan baru sebesar Rp25,9 triliun, atau naik 39 persen year-on-year jika dibandingkan dengan tahun lalu. Seluruh segmen mengalami kenaikan terutama pada segmen mobil baru, mobil bekas dan sepeda motor baru.
"Hal ini didukung kemajuan ekonomi dan subsidi PPnBM dari pemerintah yang critical buat sektor otomotif. Selain itu, ada catatan perbaikan kualitas juga," kata Presiden Direktur Adira Finance Hafid Hadeli dalam jumpa media secara daring, Jumat 11 Februari 2022.
Sementara itu, piutang pembiayaan yang dikelola perusahaan tercatat masih menurun sebesar 8 persen year-on-year dibandingkan dengan tahun sebelumnya menjadi Rp40,4 triliun di 2021.
Penurunan pada piutang yang dikelola sebagian disebabkan rundown portfolio yang lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pembiayaan baru karena penjualan belum kembali ke tingkat pra-COVID.
Di tahun 2021, perusahaan telah memberikan restrukturisasi kepada nasabah yang terdampak oleh krisis ekonomi akibat adanya pandemi COVID-19.
Per Desember 2021, jumlah kumulatif nasabah yang pinjamannya telah direstrukturisasi ada sebanyak Rp19 triliun, sementara akun yang masih dalam periode penundaan pembayaran angsuran hanya sebesar Rp34 miliar.
Rasio gross NPL konsolidasi tercatat sebesar 2,3 persen, turun jika dibandingkan September 2021 sebesar 3,2 persen yang didukung membaiknya aktivitas ekonomi sehingga mempengaruhi kapasitas pembayaran konsumen.