“Indonesia (saat ini) dalam posisi yang lebih baik dalam menghadapi tantangan eksternal pada 2022, terutama terkait normalisasi kebijakan moneter di Amerika Serikat,” kata Jokowi.
Ia juga menyebutkan nilai ekspor pada tahun lalu mencapai US$232 miliar sehingga nilai tersebut menjadi yang tertinggi dalam sejarah. "Ekspor kita juga meningkat sangat tinggi di tahun 2021 tumbuh 41,9 persen dengan nilai US$232 miliar tertinggi sepanjang sejarah."
Peningkatan nilai ekspor itu di antaranya didorong hilirisasi bahan-bahan mentah. Hilirisasi menjadi fokus pemerintah untuk bisa meningkatkan nilai tambah pada negara.
Selama ini Indonesia kerap mengekspor bahan mentah ke luar negeri dan malah menguntungkan sejumlah Negara, sehingga hilirisasi dilakukan terutama untuk produk-produk tambang seperti nikel, bauksit dan tembaga.
"Hilirisasi juga akan kita dorong untuk meningkatkan nilai tambahnya di dalam negeri makin tinggi dan membuka peluang kerja yang makin banyak bagi rakyat kita," ujarnya.
Jokowi mengatakan, pemerintah telah membuktikan bahwa dengan hilirisasi akan tercipta lapangan pekerjaan baru. Nilai tambahnya pun akan berdampak langsung pada industri nasional. "Penguatan nilai tambah kita lakukan pada transformasi ekonomi digital dan energi," ucapnya.
Ia pun menyatakan komitmennya untuk mengawal ketat transformasi ekonomi nasional, di mana transformasi struktural juga perlu dilakukan agar Indonesia makin kompetitif di era hyper kompetisi. "Transformasi besar dibutuhkan untuk menciptakan kesempatan kerja yang seluas-luasnya dan peningkatan nilai tambah ini sangat penting," kata Jokowi.
BISNIS
Baca: Luhut: Butuh Investasi 123,5 Triliun untuk Program Pensiun Dini PLTU Batu Bara
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.