TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan varian Covid-19 Omicron bukan tantangan tunggal yang dihadapi negara-negara pada 2022. Peningkatan suhu bumi dan anomali perubahan iklim, kata dia, juga mengancam kestabilan secara global.
“Varian Omicron bukan satu-satunya penyebab ketidakpastian. Perubahan iklim yang terjadi akan semakin mengancam bila tanpa komitmen negara. Kita sudah bersepakat menjaga kenaikan suhu bumi tidak melebihi 1,5 derajat,” ujar Luhut dalam acara Mandiri Investment Forum yang digelar secara virtual, Rabu, 9 Februari 2022.
Luhut menyatakan Indonesia telah memiliki peta jalan untuk mewujudkan komitmennya memitigasi perubahan iklim. Dalam COP26 di Glasgow pada 2021 lalu, Indonesia memutuskan mengurangi target pengurangan emisi atau nol emisi lebih awal pada 2060.
Adapun berdasarkan peta jalan 2021-2025, negara akan mengurangi emisi karbon dengan mulai melaksanakan transformasi di sektor energi. Transformasi energi ini ditandai dengan pengenaan pajak karbon bagi PLTU batu bara menggunakan mekanisme cap and trade yang berlaku pada 1 April 2022.
Hingga 2060 nanti, Luhut menyatakan Indonesia bakal meningkatkan bauran energi baru terbarukan (EBT) secara bertahap sampai menyentuh target 51 persen. Setelah mengenakan pajak karbon, pemerintah berencana menutup pembangkit listrik tenaga uap batu bara secara bertahap.
Di sisi lain, Luhut mengatakan pemerintah sedang menyusun regulasi percepatan pemanfaatan energi terbarukan melalui Rancangan Undang-undang EBT. Kemudian, pemerintah pun tengah mengembangkan jaringan listrik super (supergrid) untuk mengatasi gap antara permintaan dan penawaran.