KPR Non-Subsidi juga turut menunjukkan kenaikan di level 4,14 persen (yoy) menjadi Rp83,25 triliun pada 2021 dibandingkan 2020 sebesar Rp79,93 triliun. Kenaikan penyaluran KPR Subsidi tersebut membuat Bank BTN masih mendominasi pangsa KPR Subsidi sekitar 90 persen. Sementara KPR secara nasional Bank BTN menguasai pangsa pasar sekitar 40 persen.
Pertumbuhan penyaluran kredit, lanjut Haru, juga berdampak pada pendapatan bunga (Net Interest Income/NII) yang tumbuh sebesar 44,7 persen dari Rp9,10 triliun pada 2020 menjadi Rp13,20 triliun pada 2021. Kenaikan NII tersebut menghasilkan marjin bunga bersih atau Net Interest Margin (NIM) ke level 3,99 persen pada 2021 dibandingkan 2020 yang baru sekitar 3,06 persen.
"NIM kami terus membaik dari waktu ke waktu. Hal ini menunjukkan biaya dana atau cost of fund semakin baik, sejalan dengan meningkatnya porsi dana murah atau CASA," kata Haru.
Haru memaparkan, total dana pihak ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun Bank BTN sepanjang 2021 mencapai Rp295,98 triliun, naik 6,03 persen dibandingkan perolehan pada 2020 yang sebesar Rp279,14 triliun. Dari jumlah DPK tersebut, komposisi dana murah mengalami kenaikan 319 bps dari 41,11 persen menjadi 44,3 persen.
Kenaikan komposisi dana murah tersebut membuat biaya dana atau cost of fund Bank BTN hingga 2021 mengalami penurunan signifikan sebanyak 166 basis poin menjadi 3,13 persen dibandingkan 2020 yang masih 4,79 persen.
"Hal ini menunjukkan keberhasilan Bank BTN dalam meningkatkan porsi dana murah," ujar Haru.
BACA: Strategi BTN Targetkan Dana Kelolaan Layanan Prioritas 2022 Rp 45,9 Triliun
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.