Relokasi lahan fasilitas sosial dan fasilitas umum yang semula dihitung 200 bidang atau titik menjadi 600 titik. Kenaikan kebutuhan pembebasan lahan itu mencapai 16 persen dari perhitungan anggaran sebelumnya.
Faktor lainnya adalah eskalasi harga karena kenaikan upah minimum regional (UMR) hingga inflasi. “Dalam kontrak, (KCIC) mengakomodasi ekslasi harga untuk barang-barang material dan tenaga kerja dalam negeri. Itu tidak dihitung dari awal, makanya menjadi bagaian dari cost overrun” ujar Dwiyana.
Di samping masih menghitung pembengkakan modal, KCIC tengah menunggu keputusan tentang kemungkinan perubahan komposisi pemegang saham. “Komposisi pemegang saham apakah tetap atau berubah, atau dari luar, kami masih mengusulkan kepada stakeholder,” tutur Dwiyana.
Berdasarkan struktur kepemilikannya, 60 persen saham kereta cepat Jakarta-Bandung dikempit oleh konsorsium BUMN Indonesia, PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI). Sedangkan 40 persen lainnya dipegang oleh konsorsium BUMN Cina, Beijing Yawan. Pendanaan kereta cepat ini bersumber dari ekuitas pemegang saham sebanyak 25 persen dan pinjaman China Development Bank 75 persen.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA
BACA: Menekan Pembengkakan Biaya Kereta Cepat, KCIC: Ibarat Handuk Kering Diperas Lagi
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.