TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Riset Center Of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah menilai pertumbuhan konsumsi pada triwulan IV-2021 belum cukup tinggi, dikarenakan masih adanya pandemi yang membatasi konsumsi, khususnya konsumsi kelompok menengah atas.
Adapun konsumsi rumah tangga pada triwulan keempat tahun lalu tumbuh sebesar 3,55 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (year on year/yoy).
"Pertumbuhan konsumsi ini walaupun lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada kuartal ketiga yang tumbuh sebesar 1,06 persen, tetapi termasuk sangat rendah," ujar Piter kepada ANTARA di Jakarta, Senin 7 Februari 2022.
Menurut dia, konsumsi makan dan minum, serta barang primer lainnya mungkin sudah kembali normal pada triwulan keempat tahun lalu, namun konsumsi barang-barang sekunder dan mewah masih jauh di bawah level normalnya.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat konsumsi makanan dan minuman, selain restoran tercatat tumbuh 3,24 persen (yoy), merupakan yang kedua tertinggi dalam komponen konsumsi rumah tangga setelah konsumsi transportasi dan komunikasi, yakni 5,34 persen (yoy).
Kendati demikian, konsumsi barang sekunder seperti pakaian, alas kaki, dan jasa perawatannya hanya tumbuh 1,22 persen (yoy), begitu pula dengan konsumsi restoran dan hotel yang tumbuh 2,82 persen.