Data dari National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) Fisheries membukukan nilai impor udang asal Indonesia ke Amerika pada periode Januari- April 2021 sebesar 503,8 juta dolar AS (24,1 persen) dengan volume 58,0 ribu ton (23,5 persen).
Menurut dia, Revolusi Biru yang dicanangkan oleh Delos bermuara pada inovasi produksi baik dari hulu hingga menuju hilir distribusi, supaya produk udang yang dihasilkan memiliki nilai saing yang tinggi.
"Dengan begitu, pangsa pasar udang Indonesia di pasar dunia akan menjadi jauh lebih tinggi persentasenya," katanya.
Dengan peningkatan produksi yang signifikan, lanjut Guntur, otomatis permintaan pasar ekspor akan mampu dipenuhi oleh udang Indonesia.
Pihaknya berharap dengan Revolusi Biru, akan mampu membawa Indonesia di puncak teratas negara penghasil udang terbesar dengan nilai produksi yang jauh melampaui 2 miliar dolar AS per tahun.
Delos yang berangkat dari tambak udang konvensional Dewi Laut Aquaculture (DLA) dan sekaligus perwujudan digitalisasi dari Alune Aqua, berharap dapat membantu para petambak udang nusantara berevolusi biru menuju modernisasi tambak.
Industri yang didominasi oleh cara tradisional dan terfragmentasi diharapkan dapat bertransformasi menjadi tambak modern dan sistematis berbasis ilmiah.
Delos memadukan ilmu pengetahuan, teknologi, dan praktik manajemen yang baik untuk meningkatkan produktivitas tambak udang dan meningkatkan hasil di atas rata-rata, mendekati 40 ton per ha.
Guntur mengatakan dengan teknologi mutakhir dan tim dari multi-disiplin ilmu, yang merupakan cakupan dari akuakultur, biologi kelautan, teknologi, dan bisnis, dapat menjadi solusi.
Dengan perpaduan lengkap itu, pihaknya yakin akan mampu mendukung agenda nasional pemerintah Indonesia untuk mendorong pertumbuhan ini dengan tetap menjaga stabilitas Sosial, Ekonomi, dan Environmental (SEE).
"Inilah Revolusi Biru yang ingin kami gaungkan untuk tambak udang nusantara dapat maju bersama. Kami berusaha untuk meningkatkan pengalaman, jaringan, dan IP-nya, sistem manajemen tambak lengkap yang diteliti dan dikembangkan secara internal untuk meningkatkan kapasitas produktif dan hasil tambak udang Indonesia yang ada, sebesar 50-150 persen," kata Guntur.
Dengan menciptakan nilai lebih bagi petambak udang, lanjut Guntur, juga akan meningkatkan volume ekspor nasional, dan mencuatkan reputasi Indonesia sebagai negara akuakultur terkemuka dunia.
ANTARA
Baca: Aturan Perjalanan Terbaru, Turis dari Luar Negeri Hanya Bisa Masuk via 3 Bandara
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.