TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Divisi Penilaian Perusahaan I Bursa Efek Indonesia Adi Pratomo Aryanto belum mau membocorkan kapan startup raksasa GoTo bakal mengajukan penawaran umum perdana saham atau initial public offering atau IPO. Pasalnya, hal ini kembali ke perusahaan dan momentum yang akan dimanfaatkannya.
"Kapan GoTo bisa tercatat, kami kembalikan ke GoTo untuk bisa melengkapi dokumen, ketika dokumen yang disampaikan sudah lengkap dan sudah comply seluruh aturan bursa dan OJK, kami kembali lagi ke perusahaannya sendiri karena menyangkut momentum," ujarnya dalam diskusi daring, Kamis, 3 Februari 2022.
Dia juga mengakui bursa membutuhkan momentum untuk meningkatkan kinerja pasar modal baik dari sisi kapitalisasi maupun aktivitasnya. Melantainya GoTo juga dianggap dapat menjadi katalis momentum tersebut.
"Hanya ini perlu juga bersabar untuk mencatat perusahaan tercatat juga menunggu momen apa yang tepat untuk bisa segera tercatat di bursa. Kami juga evaluasi mempercepat, semoga teman-teman investor juga bisa segera melihat GoTo tercatat di BEI," katanya.
BEI menegaskan saat ini terdapat 4 perusahaan rintisan atau startup yang terdapat dalam pipeline penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO).
"Perusahaan teknologi ditunggu-tunggu, dari pipeline 26 perusahaan di pipeline saat ini, dapat saya sampaikan ada 4 perusahaan masuk dalam kategori startup perusahaan teknologi," urainya.