2. Texmaco
Januari 2022, Satgas resmi menyita aset sebanyak 159 bidang tanah milik grup Texmaco. Ketua Dewan Pengarah Satgas BLBI Mahfud MD mengatakan nilai aset ini mencapai Rp 1,9 triliun.
“Kami kembali melakukan penyitaan aset untuk Texmaco di enam kota dan kabupaten yang berlokasi di Kota Tangerang, Kota Semarang, Kabupaten Karawang, Kabupaten Pemalang, Kabupaten Kendal, dan Kabupaten Batang dengan luas tanah 1,9 juta meter persegi,” ujar Mahfud dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta Pusat, Kamis, 20 Januari 2022.
Texmaco tercatat memiliki utang Rp 31,72 triliun dan US$ 3,91 juta atau Rp 56 miliar (kurs 14.300). Adapun penyitaan aset terhadap Texmaco adalah penyitaan tahap kedua.
Sebelum itu pada 23 Desember 2021, Satgas juga sudah menyita aset lahan Texmaco seluas 4,8 juta meter persegi atau 587 bidang tanah. Aset jaminan itu berlokasi di Subang, Sukabumi, Pekalongan, Batu, dan Padang. Perkiraan nilai aset pada penyitaan tahap pertama Rp 3,3 triliun.
"Sehingga khusus Texmaco, perkiraan nilai total aset selama dua tahap adalah Rp 5,2 triliun,” tutur Mahfud.
Di sisi lain, pemilik Grup Texmaco Marimutu Sinivasan resmi menggugat Kantor Pelayanan Kekayaan Negara Dan Lelang atau KPKNL Jakarta III, Kementerian Keuangan, ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Gugatan ini terdaftar sejak 30 Desember 2021.
Gugatan dilayangkan karena Sinivasan ingin mendapatkan kepastian besar nilai utang yang pantas dibayar kepada negara, yang juga disebut bukanlah utang Bantuan Likuiditas Bank Indonesia atau BLBI.
“Sebagai WNI yang patuh dan bertanggung jawab, saya memiliki itikad baik untuk menyelesaikan kewajiban (utang) saya kepada negara. Namun, karena ada beberapa versi mengenai besarnya nilai utang tersebut, maka saya mengajukan gugatan ke pengadilan untuk mendapatkan kepastian yang sah secara hukum mengenai besarnya utang yang pantas saya bayar,” kata Sinivasan, pada Minggu, 2 Januari 2022.