TEMPO.CO, Jakarta -Ekonom senior dari Universitas Indonesia Faisal Basri menuding biaya membangun jalan tol di era Presiden Joko Widodo atau Jokowi membutuhkan modal jauh lebih banyak ketimbang sebelumnya.
Ia menyebut itu sebagai contoh kasus dari Incremental capital output ratio (ICOR) Indonesia yang tergolong tinggi.
Menurut dia, di era pemerintahan saat ini, untuk menambah satu kilometer jalan di Indonesia akan membutuhkan suntikan modal tambahan 50 persen lebih banyak dari sebelumnya.
"Kalau sebelumnya itu satu butuh empat koma sekian, sekarang 6,5. Ini jadi 50 persen lebih besar. Itu dahsyat sekali," ujar Faisal dalam sebuah webinar, Sabtu, 29 Januari 2022.
Faisal mengatakan penyebab dibutuhkannya lebih banyak modal untuk membangun satu kilometer jalan tol antara lain adalah maraknya kasus korupsi, kolusi, dan nepotisme atau KKN melalui kolusi tender atau penunjukkan langsung. Sehingga, tak ada benchmark dalam pembangunan tersebut.
"Nah di tengah kondisi korupsi yang tinggi, bangun Ibu Kota juga uangnya makin lebih banyak tapi hasilnya sedikit," kata Faisal.