TEMPO.CO, Jakarta - PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (Pertamina Rosneft) mengklaim telah menyerap 1.220 pekerja lokal di Tuban setelah didemo masyarakat setempat. Masyarakat protes tak mendapat pekerjaan pasca-memperoleh uang ganti rugi lahan dari Pertamina.
“Total ada 1.220 pekerja lokal yang diberdayakan sejak tahapan land clearing I hingga IV. Tenaga lokal ini berasal dari desa-desa ring 1 di area GRR Tuban termasuk Wadung, Rawasan, Mentoso, Sumurgeneng dan Kaliuntu,” ujar Direktur Utama Pertamina Rosneft Kadek Ambara Jaya dalam keterangannya, Sabtu, 29 Januari 2022.
Selain melakukan pemberdayaan tenaga lokal, Kadek mengklaim proyek GRR Tuban sejalan dengan program tanggung jawab sosial lingkungan perusahaan. Selama tiga dari 2019-2021, CSR yang dikeluarkan GRR Tuban disebut telah mencapai Rp. 23 miliar.
Adapun salah satu bentuk program sosial itu meliputi pemberian beasiswa bagi para siswa di area Tuban untuk menempuh pendidikan D3 di Politeknik Energi dan Mineral (PEM) Akamigas Cepu. “Tahun ini penerima beasiswa kami telah memasuki tahap akhir studinya. Artinya, program kami dirancang berkelanjutan dan menyasar seluruh lapisan masyarakat,” ujar dia.
Selain itu, Kadek mengatakan proyek GRR Tuban memiliki target serapan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) sebesar 27,85 persen. Komponen ini juga menyerap tenaga kerja lokal saat proyek berlangsung, setelah proyek berlangsung, hingga untuk memastikan barang dan jasa dalam negeri yang berkualitas.