“Presiden juga telah meresmikan kawasan industri hijau terbesar di Kalimantan,” kata Luhut.
Dia berpendapat, untuk menjamin masa depan yang berkelanjutan perlu ada jalan bagi negara-negara berkembang untuk memiliki skema keuangan yang inovatif serta teknologi yang memadai. Tujuannya, agar mereka dapat membuat terobosan-terobosan yang baru.
“Menuju ambisi itu, Indonesia telah mengundang berbagai negara untuk meluncurkan Global Blended Finance Alliance,” ungkapnya.
Selanjutnya, Luhut menjelaskan bahwa Indonesia memiliki hutan dengan luas 120 hektare, yang menjadikan hutan tropis terbesar ketiga di dunia. “Dan hari ini saya ingin berbagi ekosistem kebijakan yang telah membawa perbaikan dalam pengelolaan hutan lestari di Indonesia selama lima tahun kebelakang,” tegasnya.
Pertama, lanjut Menko Luhut, Pemerintah Indonesia saat ini sedang mengelola lahan-lahan hutan di Indonesia, termasuk penyelesaian masalah perkebunan kelapa sawit di kawasan hutan dan akan diselesaikan mengacu kepada Instruksi Presiden tentang Rencana Aksi Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan 2019 – 2024.
Kedua, pencegahan dan rehabilitasi hutan melalui perbaikan pada kebijakan dan pengendalian kebakaran hutan dan lahan. “Pada tahun 2020, kebakaran hutan di Indonesia menurun secara signifikan, turun sampai 82 persen dari tahun sebelumnya,” tutur Menko Luhut.