TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia (BI) memproyeksikan inflasi domestik kemungkinan mulai meningkat pada akhir tahun 2022, meski akan tetap berada dalam target dua persen sampai empat persen.
"Dengan demikian, suku bunga kebijakan akan tetap kami tahan sampai terdapat sinyal kenaikan inflasi, yang mana kemungkinan terjadi pada akhir tahun ini," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Annual Investment Forum 2022 yang diselenggarakan secara daring di Jakarta, Kamis 27 Januari 2022.
Kenaikan inflasi tersebut seiring dengan pemulihan ekonomi yang terus berlanjut, sehingga nantinya bank sentral memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi akan tumbuh tinggi yakni sebesar 4,7 persen hingga 5,5 persen.
Dengan pemulihan ekonomi yang terus berlanjut, Perry menuturkan kebijakan moneter pada tahun ini akan kembali mendukung stabilitas perekonomian, setelah sejak pandemi melanda telah banyak mendukung pertumbuhan ekonomi.
Maka dari itu, ujar dia, normalisasi kebijakan moneter akan dimulai pada tahun ini, diawali dengan kenaikan Giro Wajib Minimum (GWM) yang akan dimulai pada Maret 2022 sebesar 150 basis poin (bps) untuk Bank Umum Konvensional dan 50 bps untuk Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah.