TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengklaim penilaian positif dari International Monetary Fund (IMF) atas penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan, IMF melihat pemulihan ekonomi dalam negeri tanpa mengorbankan stabilitas keuangan dan fiskal jangka menengah.
“Pemulihan lebih cepat menjadi dasar IMF menilai konsolidasi fiskal menuju defisit APBN paling tinggi 3 persen PDB di Tahun 2023 sebagai langkah yang tepat,” katanya dalam keterangan tertulis pada Rabu, 26 Januari 2022.
IMF, kata dia, memperkirakan perekonomian Indonesia tumbuh 5,6 persen di tahun 2022 dan menguat 6 persen pada 2023. Pemulihan kesehatan dan ekonomi juga dinilai berhasil mengangkat kinerja APBN.
Febrio menyampaikan, keberhasilan penanganan pandemi beriringan juga dengan pengelolaan utang dalam tingkat yang aman. Defisit APBN dapat ditekan hingga 4,65 persen PDB, jauh lebih rendah dibandingkan target awal sebesar 5,7 persen PDB.
IMF menyarankan agar kebijakan moneter yang akomodatif tetap dilanjutkan untuk mendukung pemulihan dengan tetap memperhatikan dinamika perekonomian.
Kemudian kerja sama berbagi beban (burden sharing) pembiayaan pandemi antara pemerintah dengan Bank Indonesia dihentikan akhir 2022 dengan mempertimbangkan kinerja fiskal, serta memperhatikan kembali amanat UU Nomor 2 tahun 2020.