Oleh karena itu, menurut Emil, pada intinya pemerintah Indonesia belum punya ibu kota yang secara fundamental mewakili nilai kebangsaan. Akibatnya, Jakarta berkembang menjadi mesin ekonomi dominan dan mengambil banyak peran sangat besar.
"Republik ini sebelumnya tidak pernah punya sejarah mendesain ibu kotanya yang benar fundamental dan mewakili semua nilai kebangsaan, itu belum pernah ada di Jakarta," katanya. "Akibatnya apa, Jakarta mengambil semua peran sebagai kota bisnis, kota pemerintahan, kota pendidikan."
Dengan terlalu vital roda pemerintahan dan ekonomi yang bertumpu di Jakarta itu pula, menurut dia, segala bentuk gejolak di Jakarta bisa beresiko melumpuhkan aktivitas keduanya dengan mudah. "Oleh karena itu ada yang nanya melumpuhkan Jakarta mah oleh sebuah demo politik ekonomi," tuturnya.
Ia pun mengomentari soal rencana pemindahan ibu kota negara. Ridwan Kamil menilai hal itu sudah diusulkan sejak zaman Presiden Soekarno. "Saat itu Bung Karno menghitung Kalimantan jadi ide ini sudah datang lama. Cuma Bung Karno memilihnya Palangkaraya," kata dia.
ANTARA
Baca: Bos BPJS Kesehatan Bakal Pangkas Sistem Rujukan Berjenjang, Ini Sebabnya
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.