Dalam hitungannya, kata Ibrahim, proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022 berkisar pada 4-4,5 persen.
Dari faktor eksternal, Ibrahim menyebutkan ada sentimen yang muncul akibat kekhawatiran geopolitik atas Ukraina dan pada akhirnya menurunkan selera risiko. Investor juga menunggu keputusan kebijakan terbaru Bank Sentral Amerika Serikat atau The Fed.
Pasalnya, Rusia menyatakan keprihatinan besar setelah AS menempatkan 8.500 tentara dalam siaga untuk siap dikerahkan jika terjadi invasi Rusia ke Ukraina. Inggris juga mendesak sekutu Eropanya untuk menyiapkan sanksi jika terjadi eskalasi.
“Para pemimpin Barat terus mempercepat persiapan untuk melawan setiap aksi militer Rusia di Ukraina, sementara Rusia menyatakan keprihatinan besar setelah 8.500 tentara AS disiagakan untuk dikerahkan ke Eropa jika eskalasi terjadi,” kata Ibrahim.
Selain itu, menurut Ibrahim, pasar juga fokus terhadap kebijakan The Fed yang akan menurunkan keputusan kebijakannya di kemudian hari. Investor akan mencari petunjuk untuk waktu kenaikan suku bunga dan pengetatan kuantitatif (QT), tetapi pasar uang saat ini memperkirakan kenaikan pertama pada awal Maret 2022.
Lebih jauh Ibrahim memperkirakan untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif. "Namun, ditutup melemah tipis di rentang Rp14.330 hingga Rp 14.370,” tuturnya.
Baca: Bahlil: Sampai Ayam Tumbuh Gigi, Tak Mungkin Pendapatan USD 12.000 kalau..
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.