TEMPO.CO, Jakarta - Head of Advisory Jones Lang LaSalle (JLL) Indonesia, Vivin Harsanto, angkat bicara soal dampak pemindahan ibu kota negara atau IKN ke Kalimantan Timur terhadap nasib sektor properti di Jabodetabek.
Ia yakin properti di Jabodetabek tetap bertahan walaupun ibu kota negara pindah. Apalagi jika pusat bisnis masih dipusatkan di Jakarta, artinya kota-kota satelit di sekitar Jakarta akan tetap membutuhkan atau menyediakan area dan hunian bagi pekerja yang beraktivitas di pusat bisnis Jakarta.
"Kita melihat properti di kawasan Jabodetabek akan tetap bertahan," ujar Vivin dalam diskusi virtual di Jakarta, Rabu, 26 Januari 2022.
Adapun prospek properti di kawasan IKN dan sekitarnya, menurut dia, sudah ada captive market dari pemerintah yang direncanakan untuk pindah ke sana. Captive market ini kemungkinan diawali dengan kantor-kantor pemerintahan, kemudian juga kebutuhan untuk keluarga, kebutuhan untuk fasilitas pelengkap seperti fasilitas komersial dan hunian.
Menurut Vivin, berikutnya tergantung seberapa cepat proses pemindahan IKN itu terjadi. "Sehingga, kalau memang captive market tersebut dari sisi komersial atau perkantoran sudah ada, mungkin juga akan ada turunan-turunan dari sektor tersebut."
Sementara itu, Head of Research JLL Indonesia, Yunus Karim, menyebutkan sektor properti kawasan Jabodetabek masih bakal diminati pasar walaupun ibu kota negara pindah.
Sebab, menurut dia, visi pemerintahan tetap menjadikan Jakarta sebagai pusat bisnis dan komersial untuk Indonesia. "Dan pusat pemerintahan nanti berada di IKN Nusantara," tuturnya.