TEMPO.CO, Jakarta - Dana Moneter Internasional (IMF) memproyeksikan ekonomi global akan tumbuh 4,4 persen pada 2022, turun 0,5 poin persentase dari perkiraan Oktober. Proyeksi ini berdasarkan rilis laporan World Economic Outlook yang telah diperbaharui.
Wakil Direktur Pelaksana Pertama IMF Gita Gopinath mengatakan pertumbuhan akan melambat karena ekonomi dinia bergulat dengan gangguan pasokan, inflasi yang lebih tinggi, rekor utang dan ketidakpastian yang terus-menerus.
"Penyebaran varian Omicron yang cepat telah menyebabkan pembatasan mobilitas baru di banyak negara dan meningkatkan kekurangan tenaga kerja," kata Gopinath pada konferensi pers virtual pada Selasa 25 Januari 2022.
Dia menambahkan bahwa sementara Omicron akan membebani aktivitas pada kuartal pertama tahun 2022, efek ini akan memudar mulai kuartal kedua.
"Gangguan pasokan masih membebani aktivitas dan berkontribusi pada inflasi yang lebih tinggi," menambah tekanan dari permintaan yang kuat dan kenaikan harga makanan dan energi, kata Gopinath.
Ketidakseimbangan pasokan-permintaan diasumsikan menurun selama tahun 2022 berdasarkan ekspektasi industri akan peningkatan pasokan, karena permintaan secara bertahap menyeimbangkan kembali dari barang ke jasa, dan dukungan kebijakan yang luar biasa ditarik, menurut laporan terbaru.