TEMPO.CO, Jakarta - Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Putri Cempo ditargetkan beroperasi pada April 2022. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan, proyek PLTSa ini sempat menemui kendala teknis dan non teknis saat wabah Covid-19.
“PLTSa di sini bagus, hanya ada kendala-kendala dan mungkin sedikit ada pergeseran beroperasinya, tetapi 2 Mega Watt (MW) diusahakan pada bulan April 2022 mulai beroperasi, dan secara bertahap pada Desember nanti bisa full capacity 10 MW,” katanya dalam keterangan tertulis pada Selasa, 25 Januari 2022.
Ia mengatakan, untuk mengangkut alat gasifier memakan waktu tiga bulan. Selain itu ukuran yang sangat besar dan tidak memungkinkan dibongkar pasang.
Ia berharap PLTSa yang berada di kota Surakarta, Jawa Tengah ini menjadi contoh terhadap proyek pengembangan PLTSa lain yang masuk dalam Program Prioritas Nasional (PSN) pada Perpres Nomor 35 tahun 2018 tentang Percepatan Pembangunan Instalasi Pengolah Sampah Menjadi Energi Listrik Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan.
PLTSa memanfaatkan energi yang bersih dan terbarukan. Tumpukan sampah di perkotaan sebelumnya juga sudah menjadi sorotan Presiden Joko Widodo untuk ditangani dan memperhatikan keberlanjutan lingkungan.
“Ini baru PLTSa yang kedua, rencananya membangun 12 PLTSa, yang pertama adalah PLTSa Benowo, Surabaya yang sudah beroperasi. Teknologinya pun berbeda, jika Benowo dibakar, sedangkan Putri Cempo menggunakan teknologi gasifier,” kata Arif.
Menurutnya, ini adalah salah satu bentuk komitmen Indonesia yang menyepakati Global Methane Pledge untuk mengurangi emisi gas metana sampai 30 persen pada 2030. Selain itu juga mengejar target Net Zero Emission pada 2060.
Arif ingin pemerintah daerah berinisiatif juga menuntaskan proyek PLTSa karena memberikan dampak signifikan, terutama kesehatan masyarakat dan keindahan tata kota.
"Kita harus bergerak bersama-sama dalam menyelesaikan proyek PLTSa, terutama adalah diperlukan inisiatif dari pemerintah daerah, karena pemerintah daerah yang paling merasakan dampak dari lingkungan, kesehatan masyarakat, dan perekonomian,” ujar Arif.
M. Faiz Zaki
BACA: Presidensi G20, ESDM Akan Pimpin Pembahasan Isu Transisi Energi Berkelanjutan