TEMPO.CO, Jakarta - Pasokan minyak goreng subsidi seharga Rp 14 ribu per liter di retail modern makin menipis. Antusiasme masyarakat untuk memperoleh minyak goreng belum diikuti dengan lancarnya distribusi dari produsen.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy N. Mandey mengatakan ketersediaan terbatas minyak goreng di sebagian besar gerai retail dipicu oleh kendala dalam pasokan. Banyak gerai yang belum kembali memperoleh pasokan dari distributor sejak akhir pekan lalu.
"Kondisinya terus terang kami tergantung pasokan. Jadi kalau tergantung pasokan, kalau ada pasokan akan jalan dan kalau tidak ada, tentu sudah jadi rahasia umum [stok tidak tersedia]," kata Roy, Senin malam, 24 Januari 2022.
Dia mengatakan para peretail bahkan telah mengeluarkan stok di gudang untuk mengakomodasi masyarakat yang berbelanja. Namun sampai ketersediaan minyak goreng berkurang, dia mengatakan tidak ada tambahan pasokan.
"Saat berbicara rush buying masyarakat, otomatis stok lama pun kami keluarkan. Jadi Rabu dan Kamis kami keluarkan semua stok. Jumat keesokannya harapan kami sudah ada pasokan baru, ternyata sejak Jumat dan Sabtu pasokan berhenti," katanya.
Roy tidak mengetahui penyebab pasokan yang tersendat ini. Menurutnya, para produsen, distributor, dan peritel telah sepakat dengan mekanisme refactie atau penggantian selisih harga antara barang yang telah berada di gudang dan siap distribusi ketika kebijakan minyak goreng satu harga berlaku pada 19 Januari 2022.