Namun, kata Sukiryanto, SILPA 2021 ini jauh lebih tinggi dari SILPA 2019 yang sebesar Rp 46,4 triliun, SILPA 2018 yang sebesar Rp 36 triliun, maupun SILPA 2017 dan 2016 yang masing-masing Rp 25,64 triliun dan Rp 26,16 triliun.
Sri Mulyani lantas merespons sorotan dari DPD ini. Ia menyebut seluruh negara menghadapi hak yang sama yaitu kenaikan utang. Tahun 2021, realisasi sementara rasio utang terhadap Pendapatan Domestik Bruto atau PDB mencapai 41,4 persen.
Sri Mulyani menilai rasio utang Indonesia ini masih terkendali karena lebih rendah bila dibandingkan beberapa negara lain. "Kita sekitar 42 persen, negara lain 100 bahkan di atas 100 persen, jadi kalau hanya lihat satu daerah, kita ga kebayang perspektif besarnya," kata dia.
Terkait sorotan DPD, Sri Mulyani dalam paparannya menyampaikan bahwa pembayaran bunga utang sudah lebih efisien. Ia mencontohkan pembayaran bunga utang fi APBN 2021 yang Rp 29,8 triliun lebih dari rendah dari yang dipatok di APBN.
Sementara terkait SILPA, Sri Mulyani mengatakan sebenarnya sisa anggaran tahun lalu juga masih akan digunakan untuk tunggakan pembayaran yang belum dilunasi di 2021. Sampai 2022 ini, Sri Mulyani masih punya tunggakan tagihan Rp 94 triliun untuk penanganan pasien Covid-19 dan Dana Bagi Hasil (DBH) ke daerah.
Terakhir, Sri Mulyani meminta DPD tak melihat dari satu sisi saja bahwa utang dan pembayaran bunga utang naik. Tapi di sisi lain, ia meminta DPD untuk melihat bahwa manfaat dari APBN yang ditopang pembiayaan utang ini.
Sri Mulyani mencontohkan bagaimana pendapatan negara dan penerimaan pajak anjlok 16 persen dan 19 persen tahun 2020, tapi APBN berusaha menyerap tekanan itu. Sehingga, belanja negara tetap naik 12,4 persen. "Saya harap DPD tidak hanya melihat hanya kepada biaya utangnya naik, tapi nggak melihat manfaatnya banyak. Kalau pakai bahasa Islam kufur nikmat," kata dia.
Baca juga: Airlangga: Anggaran Pembangunan Tahap I Ibu Kota Negara Rp 45 Triliun
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.