Berdasarkan proyeksi yang dilakukan oleh Kementerian ESDM, target PLTS Atap sebesar 3,6 GW yang akan dilakukan secara bertahap hingga 2025 akan berdampak positif.
Potensi serapan tenaga kerja dalam pembangunan fisik PLTS Atap ini ditaksir mencapai 121.500 orang dan berpotensi meningkatkan investasi sebesar Rp 45 triliun sampai Rp 63,7 triliun.
Adapun pembangunan fisik PLTS Atap ini diproyeksikan bisa menghasilkan pengadaan kWh Exim sebesar Rp 2,04 triliun sampai dengan Rp 4,1 triliun.
Pembangunan PLTS atap tersebut juga diharapkan bisa mendorong tumbuhnya industri pendukung PLTS di dalam negeri dan meningkatkan daya saing dengan makin tingginya Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).
Perkembangan PLTS atap dapat pula mendorong green product sektor jasa dan green industry untuk menghindari penerapan carbon border tax di tingkat global.
Tak hanya itu, kebijakan soal PLTS ini menciptakan potensi penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) mencapai 4,58 juta ton CO2e. Dengan begitu Indonesia berpeluang memperoleh penerimaan dari penjualan nilai ekonomi karbon sebesar Rp 60 miliar per tahun dengan asumsi harga karbon US$ 2 per ton CO2e.
BISNIS
Baca: Harga Bitcoin Rp 509 Jutaan, Merosot Lebih dari 49 Persen dari Rekor Tertinggi
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.