TEMPO.CO, Jakarta -Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir tengah berencana menuntaskan pembentukan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) alias PLN menjadi holding dengan beberapa subholding pada tahun ini.
"Ini sedang didiskusikan dan confirm akan dituntaskan tahun ini. Enam bulan sebelum akhir tahun akan ada virtual holding seperti Pelindo dan Pertamina," ujar Erick Thohir dalam konferensi pers, Rabu, 19 Januari 2022.
Erick berharap transisi penuh terjadi pada 2024 atau 2025 mendatang bergantung kepada kondisi transisi. Yang penting, ujar dia, transisi ini tidak terburu-buru lantaran perlu adanya upgrading ketenagakerjaan di perseroan.
"Harus melek teknologi. Tapi bukan berarti kita juga, jangan dipelintir, dengan hal ini PLN akan melepas pegawai. Salah besar. Ini justru dikembangkan usahanya. Siapa tahu tambah pegawai karena akan ada tiga institusi," kata dia.
Erick sebelumnya tengah mengkaji pembentukan subholding di PT Perusahaan Listrik Negara (Persero). Dalam kajian tersebut, ia mengatakan telah melakukan benchmarking dengan sejumlah negara seperti Korea, Italia, Prancis, Malaysia, dan lainnya.
Dari benchmarking awal, Erick mengatakan sudah terkonfirmasi bahwa pemerintah akan men-spin-off usaha pembangkit listrik menjadi subholding tersendiri. Ia mengatakan hal ini penting lantaran akan ada transisi besar-besaran pembangkit listrik fosil ke energi baru dan terbarukan.
"Konteksnya bagaimana PLN ada utang Rp 500 triliun, kita enggak bisa tambah utang lagi. Maka subholding ini harus cari alternatif pendanaan lain apakah aksi korporasi atau apa," ujar Erick.
Namun Erick mengatakan aksi korporasi ini bukan berarti PLN akan menjual aset negara. Ia mengatakan konsolidasi itu telah dilakukan juga pada saat pembentukan Holding Ultra Mikro, yang berisi BRI, PNM, dan Pegadaian.
"Itu tidak ada yang istilahnya institusi asing mengambil tapi di situ adalah market yang optimistis bagaimana Indonesia bisa berpihak ke UMKM dan future nasabah BRI," kata Erick.
Bukan tidak mungkin strategi serupa atau aksi korporasi bisa dilakukan juga pada subholding PLN pembangkit. "Karena enggak mungkin kita minta utang lagi atau PMN terus. Aksi korporasi harus kita pikirkan salah satunya," tutur Erick.
Erick mengatakan subholding pembangkit ini nanti akan mengonsolidasikan semua yang berhubungan dengan pembangkit listrik. Salah satu kemungkinannya adalah memerger atau menutup PLN Batu Bara.
"Kemarin juga holding pangan ada menggabungkan perhutani dan Sang Hyang Seri, Perindo dan Perinus, serta PPI dan BRG . Itu yang kita pelajari lagi tapi kemungkinan besar sangat bisa," tutur Erick.
Nantinya, dengan ada subholding ini, PLN akan berfokus ke transmisi dan pemasaran. Di samping subholding pembangkit, Erick juga mengatakan akan ada satu subholding lain di luar kelistrikan untuk memanfaatkan infrastruktur PLN.
Baca Juga: PLN Kaji Likuidasi PLN Batubara, Erick Thohir Targetkan Akhir Tahun Ini
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.