Angkasa Pura I sedang memutar otak dengan menyiapkan program restrukturisasi operasional serta finansial setelah terlilit utang sebesar Rp 35 triliun. Restrukturisasi ini ditargetkan kelar pada 2022.
Program restrukturisasi ini akan mencakup penguatan profil keuangan perusahaan, terutama kemampuan penambahan pendapatan cash in, efisiensi biaya, dan fund raising. Perseroan bakal melakukan asset recycling, menagih piutang, serta mengajukan restitusi pajak untuk menekan beban perusahaan.
Kemudian perusahaan berencana melakukan efisiensi dari sisi operasional seperti layanan bandara berbasis trafik, menyederhanakan organisasi, menunda program investasi, serta mendorong anak usaha untuk mencari sumber-sumber pendapatan baru.
Selanjutnya, perusahaan akan mendorong peningkatan pendapatan bisnis usaha dengan menjalin kerja sama mitra strategis, terutama untuk Bandara Hang Nadim Batam, Bandara Dhoho Kediri, dan Bandara Lombok Praya.
Perseroan pun akan menawarkan kerja sama pemanfaatan lahan tidak produktif, seperti lahan Kelan Bay Bali dan mengembangkan airport city Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) serta eks Bandara Selaparang Lombok.
Sejumlah rencana pengembangan bandara ini tak lepas dari upaya perseroan mencapai target dana tambahan sebesar Rp 3,8 triliun dari program restrukturisasi. Restrukturisasi digadang-gadang turut mendorong efisiensi biaya sebesar Rp 704 miliar dan perolehan fund raising sebesar Rp 3,5 triliun.
Baca: Penjelasan Lengkap Prudential Usai Kantornya Digeruduk 16 Nasabah Unit Link
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.