TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero), Didiek Hartantyo, mengatakan penyelesaian persoalan pembengkakan biaya atau cost overrun proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung masih menunggu hasil audit Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan alias BPKP.
"Pokoknya sekarang tunggu hasil hitungan BPKP. Atas dasar itu nanti kita akan atur strategi bagaimana nego dengan Cina untuk menyelesaikan ini," ujar Didiek ditemui Tempo di lokasi proyek Terowongan 2 Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Purwakarta, Senin, 17 Januari 2022.
Didiek mengatakan semua opsi masih terbuka untuk menyelesaikan persoalan itu. "Ke depan banyak yang akan dinegosiasikan. Itu akan di-lead Pak Luhut."
Ia mengatakan saat ini KCIC masih berfokus menyelesaikan pekerjaan sepur kilat ini. Adapun proyek ini direncanakan rampung pada akhir 2022.
Pada pertengahan 2021, biaya investasi kereta cepat membengkak sekitar Rp 27,17 triliun. Manajemen saat itu menjelaskan penyebab utama cost overrun adalah konstruksi atau EPC dan pembebasan lahan. Pembebasan lahan untuk proyek sepur cepat sulit lantaran jalur yang dilalui sangat luas dan melewati daerah komersial.