TEMPO.CO, Jakarta - Pusat Investasi Pemerintah (PIP) menyelenggarakan “Gebyar UMKM” sebagai bagian dari Leaders Offsite Meeting (LOM) Kementerian Keuangan untuk menyusun kebijakan strategis pengembangan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Bali pada Sabtu kemarin.
Direktur Utama PIP Ririn Kadariyah mengatakan pada acara tersebut mayoritas UMKM dari 12 UMKM yang dihadirkan adalah pelaku usaha ultramikro penerima pembiayaan Ultra Mikro (UMi) yang disalurkan oleh PIP melalui penyalur Koperasi Krama Bali.
"Selain penerima UMi, kegiatan ini juga menghadirkan pelaku UMKM binaan instansi vertikal Kementerian Keuangan, sebagai wujud konkrit 'Kemenkeu-Satu' sebagai kolaborasi antar instansi Kementerian Keuangan untuk bersama-sama mendorong pemulihan ekonomi melalui perluasan peluang pemasaran produk UMKM," kata Ririn dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Minggu 16 Januari 2022.
Produk UMKM yang digelar kali ini berupa produk khas Bali, mulai dari produk kerajinan seperti anyaman kulit bambu, batok kelapa, tenun ikat, dan uang kepeng, produk minyak urut, sampai produk kuliner yaitu kue, arak bali, dan kopi.
"Kegiatan yang merupakan salah satu upaya promosi produk UMKM ini, diharapkan menjadi salah satu kontribusi nyata PIP dalam membantu pemulihan ekonomi, khususnya di provinsi Bali yang masih merasakan dampak pandemi COVID-19. Melalui kegiatan ini diharapkan semakin banyak masyarakat yang mengenal produk UMKM, sehingga pada gilirannya dapat meningkatkan omzet usaha pelaku UMKM," imbuh Ririn.
Selain itu, dengan mempertemukan berbagai sektor pelaku UMKM diharapkan akan terbuka peluang baru dalam bentuk rantai pasok antar pelaku UMKM, hingga bisa menembus pasar ekspor.
PIP pun akan terus menyediakan layanan pinjaman yang mudah dan cepat bagi pelaku usaha ultramikro, tidak hanya di Bali, tetapi juga di seluruh Indonesia. Penyaluran pinjaman ini akan dilakukan berbarengan dengan kegiatan promosi dan pendampingan UMKM.