TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu mengatakan pemerintah telah menganggarkan kebutuhan pengadaan vaksin Covid-19 untuk dosis penguat atau vaksin booster pada tahun ini. Tanpa menyebut besarannya, Febrio mengatakan anggaran itu akan dikelola oleh Kementerian Kesehatan.
“Untuk booster sudah ada anggarannya di Kemenkes. Ini salah satu bentuk antisipasi yang kita tahu, selama masa pandemi, anggaran nomor satu adalah kesehatan,” ujar Febrio dalam temu media secara virtual, Rabu, 12 Januari 2022.
Pemerintah mulai membuka pendaftaran program vaksin booster melalui PeduliLindungi pada 12 Januari. Dimulai untuk tenaga kesehatan dan kelompok rentan, vaksin dosis penguat akan diedarkan secara gratis kepada seluruh masyarakat secara bertahap.
Berdasarkan rincian pemulihan ekonomi nasional (PEN) dalam APBN 2022, anggaran yang dialokasikan untuk bidang kesehatan sebesar Rp 117,9 triliun. Pengadaan vaksin baik secara mandiri maupun melalui program pemerintah telah terdaftar dalam perkiraan pemanfaatan anggaran.
Namun, alokasi penanganan kesehatan dan perlindungan masyarakat bisa berubah sesuai perkembangan Covid-19. Dihubungi terpisah, Deputi Bidang Ekonomi dan Makro Keuangan Kementerian Koordiantor Bidang Perekonomian Iskandar Simorangkir menyatakan anggaran vaksin booster disiapkan berdasarkan permintaan Presiden Joko Widodo alias Jokowi.
Namun saat ini besaran kebutuhan anggaran tersebut belum tuntas dibahas. “Belum dihitung,” kata Iskandar dalam pesan pendek.
Iskandar berujar pemberian vaksin dosis ketiga ini bisa meningkatkan kepercayaan masyarakat sehingga konsumsi dan produksi di dalam negeri terjaga. “Dan ujungnya pertumbuhan ekonomi serta penyerapan tenaga kerja dapat lebih tinggi,” tutur dia.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan untuk Vaksin Covid-19, Siti Nadia Tarmizi, mengatakan pemerintah akan menggunakan stok vaksin yang ada lebih dulu untuk keperluan booster. Hingga akhir Januari, pemerintah menyiapkan vaksin booster sebesar 22 juta dosis. “Jadi tidak ada effort untuk rantai dingin,” ucapnya.
Baca: Kereta Cepat Terkendala Tanah Lempung, Luhut: Menurut Ahli Bisa Tahan Goyangan
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.