TEMPO.CO, Jakarta - Koordinator Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Jawa-Bali, Luhut Binsar Pandjaitan, memperkirakan puncak gelombang penyebaran varian Covid-19 Omicron akan terjadi pada awal Februari 2022. Saat ini kasus baru varian Omicron di Indonesia menembus 802 orang.
“Dari hasil pengamatan terhadap pengalaman negara lain, puncak varian omicron mencapai puncaknya dalam kisaran waktu 40 hari, lebih cepat dari varian Delta,” ujar Luhut dalam rekaman video, Selasa, 11 Januari 2022.
Dari total penularan Omicron di Tanah Air, 435 di antaranya merupakan impor kasus yang dibawa oleh pelaku perjalanan luar negeri (PPLN). Sedangkan 537 kasus lainnya ditemukan di Jakarta.
Luhut menyatakan Omicron telah teridentifikasi di 150 negara dan menimbulkan gelombang baru pandemi Covid-19 di dunia. Dia mengimbau masyarakat untuk tidak bepergian ke luar negeri dalam dua hingga tiga minggu ke depan.
Meski demikian, dia meminta masyarakat tidak panik. “Sebagian besar kasus yang terjadi diperkirakan akan bergejala ringan, sehingga nanti strateginya juga akan berbeda dengan varian Delta,” katanya.
Pemerintah, Luhut menuturkan, akan memonitor secara ketat perkembangan penularan Omicron. Rambu-rambu kedaruratan akan diambil saat okupansi rumah sakit berkisar 20-30 persen.
Luhut mengklaim Indonesia jauh lebih siap menghadapi potensi gelombang varian Omicron. Sistem kesehatan dalam negeri, dia berujar, telah tersedia mulai obat-obatan, tenaga kesehatan, oksigen, hingga isolasi terpusat.
“Saya yakin kasus tidak akan meningkat setinggi negara lain. Namun syaratnya kita semua harus disiplin,” tutur Luhut.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA
Baca Juga: Saham Allo Bank di Pembukaan Perdagangan Awal Pekan Menguat hingga 6.800
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.