TEMPO.CO, Jakarta -Ultimate Shareholder PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI), Chairul Tanjung memastikan semua ekosistem dan mitra strategis dari perusahaan perbankan digital itu terikat dalam perjanjian lock-up. Artinya, mereka tidak akan menjual saham BBHI itu selama tiga tahun.
"Jadi selama tiga tahun tidak boleh CT Corp, Mega Corp atau siapa pun itu (di perjanjian), menjual saham itu," ujar Chairul Tanjung, yang juga Chairman CT Corp, di Bursa Efek Indonesia, Selasa, 11 Januari 2022.
Seperti diketahui, CT Corp, Salim Group, Bukalapak, Grab Indonesia, Carro, dan Growtheum Capital Partners menyatakan berpartisipasi dalam rights issue Bank Allo di bulan ini. Rights issue ini akan meningkatkan modal inti perseroan menjadi lebih dari Rp 6 triliun.
Seiring dengan rights issue tersebut, saham Allo Bank pun terus bergerak naik dalam beberapa bulan terakhir. Hingga paruh pertama perdagangan hari ini, BBHI berada di level Rp 7,850 per saham atau 15,4 persen sekaligus menjadi saham yang menyumbang poin terbanyak bagi IHSG di sesi pertama hari ini, yaitu 10,9 poin.
Chairul Tanjung mengatakan perjanjian lock-up itu diteken untuk memastikan investor retail terlindungi kepentingannya. Pasalnya, investor-investor strategis itu tidak bisa tiba-tiba melakukan penjualan masif yang menyebabkan harga turun.
"Untuk itu, kita memiliki perjanjian lock-up tiga tahun dari tanggal pencatatan. Jadi long way to go. Investor retail bisa nyaman tidur di rumah karena tidak akan aa yang menjual tiba-tiba saham yang dibeli dalam rights issue," ujar Chairul Tanjung.
Baca Juga: Saham Allo Bank di Pembukaan Perdagangan Awal Pekan Menguat hingga 6.800
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.