TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan proses pembangunan Ibu Kota Negara baru luar biasa rumit dan menantang.
"Bagaimana tetap menjaga lingkungan, hutan dan keanekaragaman hayati dan termasuk satwa agar tetap terjaga, namun mampu mewujudkan Ibu Kota Negara masa depan yang modern dan berbudaya dan beradab serta mencerminkan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia," ujar Sri Mulyani dalam unggahan di akun Instagram smindrawati pada Jumat, 7 Januari 2021.
Dari segi pembiayaan dan keuangan negara, kata Sri Mulyani, juga perlu dirancang secara cermat dan hati-hati. Dengan demikian, tujuan pembangunan IKN dapat tercapai namun tetap terjaga stabilitas dan keberlanjutan keuangan negara.
Pemerintah dalam beberapa kesempatan mengatakan pembangunan Ibu Kota anyar itu akan dimulai setelah rampungnya landasan hukum dalam bentuk Rancangan Undang-undang Ibu Kota Negara. Saat ini, rancangan beleid itu masih dibahas antara pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat.
"Landasan hukum yang kuat dan baik dalam bentuk RUU IKN sedang dibahas oleh Pemerintah dan DPR dengan masukan dari berbagai pemangku kepentingan dan masyarakat luas," tulis Sri Mulyani.
Dalam unggahan tersebut tampak Sri Mulyani bersama dengan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono berada di sebuah patok yang merupakan titik nol tersebut.
"Pak Basuki Menteri PUPR beserta tim @kemenpupr menjelaskan kepada saya mengenai rancangan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) di lokasi Penajam Paser Kalimantan Timur," tulis Sri Mulyani dalam unggahannya.
Titik nol itu, kata dia, adalah referensi koordinat lokasi pembangunan kompleks Istana Negara dan Pusat Pemerintahan, serta perkembangan pembangunan selanjutnya secara bertahap di Penajam Paser, Kalimantan Timur.
CAESAR AKBAR
BACA: PUPR: Desain Istana Ibu Kota Baru Sudah Ada, Pembangunan Tunggu Instruksi Jokowi