INFO BISNIS - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BNI) optimistis penyaluran kredit bersubsidi atau kredit usaha rakyat (KUR) tahun ini akan bergerak cepat sesuai dengan pertumbuhan yang dikehendaki oleh pemerintah. Penyaluran KUR tersebut juga sejalan dengan target pemerintah untuk menaikan porsi pembiayaan UMKM perbankan menjadi 30 persen di 2024.
Direktur Kelembagaan BNI Sis Apik Wijayanto mengatakan, pemerintah telah menetapkan plafon KUR untuk tahun ini senilai Rp 373,17 triliun, atau lebih tinggi 30,9 persen dari plafon tahun lalu, yaitu Rp 285 triliun.
Alokasi KUR untuk BNI telah diumumkan, dan perseroan mendapat Rp38 triliun atau naik 22,7 persen dari alokasi tahun lalu Rp 30,95 triliun. "Kami cukup yakin penyaluran KUR akan sesuai alokasi pemerintah. Terlebih, kami melihat permintaan dan kinerja KUR BNI yang sangat baik,” katanya di Jakarta, Rabu 5 Januari 2022.
Sis Apik menuturkan, alokasi KUR untuk BNI tersebut akan dimanfaatkan untuk membantu menjaga momentum pertumbuhan segmen UMKM BNI yang tengah mengalami peningkatan permintaan kredit yang kuat. BNI juga akan memanfaatkan alokasi KUR untuk mendorong pertumbuhan usaha kecil di sektor komoditas pada 8 klaster unggulan
Ini sejalan dengan arahan dari pemerintah untuk membangun industri UMKM yang kuat melakui strategi klaster. Melalui pedekatan strategi tersebut, BNI yakin dapat meningkatkan kontribusi dalam mendorong realisasi target pembiayaan kepada UMKM sebesar 30 persen di 2024 sesuai keinginan pemerintah.
Lebih lanjut, Sis Apik mengatakan, BNI sebagai bank internasional memiliki strategi tersendiri dalam pengembangan segmen UMKM. Perseroan fokus untuk mendorong UMKM go produktif, go digital, dan go global. Artinya, BNI lebih menitikberatkan pada peningkatan kinerja UMKM mendorong segmen ini naik kelas, meningkatkan adopsi digitalnya serta membuka peluang lebih besar untuk ekspor.
“BNI pun mendorong pembiayaan berbasis ekosistem dan rantai pasok untuk memastikan pertumbuhan kinerja UMKM lebih berkesinambungan. Kami pun memiliki program pembinaan dan pengembangan bagi UMKM untuk menjawab semua isu-isu yang mereka hadapi baik proses kredit, teknologi, serta pengembangan kapabilitas tata kelola bisnis,” ujarnya.
Sis Apik memaparkan BNI memiliki tiga fokus strategi untuk mendorong UMKM naik ke level internasional. Pertama, memberdayakan UMKM Ekspor dan Diaspora. BNI tidak hanya menggarap para pelaku UMKM untuk melakukan ekspansi bisnis keluar negeri, tetapi juga mendorong pengembangan usaha para warga negara Indonesia yang tinggal di luar negeri atau diaspora.
Kedua, menciptakan ekosistem bisnis unggulan. Sejalan dengan arahan kementerian BUMN, BNI akan fokus dalam menggarap delapan klaster prioritas yakni klaster padi, klaster jagung, klaster sawit, klaster tebu, klaster jeruk, klaster tanaman hias, klaster kopi, dan klaster porang.
Ketiga, membentuk Digital Value Chain, dimana BNI memberikan dukungan menyeluruh melalui pembiayaan hingga pendampingan para mitra BNI dari hulu ke hilir. Melalui BNI Xpora, BNI menjadi one stop shopping solution hub di Jakarta, Bandung, Solo, Denpasar, Surabaya, Medan dan Makassar serta digital portal. "Kami pun memiliki layanan cepat dan berkualitas, solusi keuangan mudah dan terintegrasi, solusi transaksi non tunai yang akan sangat membantu," kata Sis Apik.(*)