TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah masih mengkaji sejumlah program subsidi dan insentif di 2021 yang bakal diteruskan kembali di 2022, salah satunya yaitu diskon atau subsidi listrik 450 VA dan 900 VA. Subsidi ini sudah mulai dibicarakan di dalam Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) yang dipimpin Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto.
"Kami akan putuskan dalam 1-2 minggu inilah, saya pikir komite juga akan cepat putuskan program apa yang tetap dijalankan atau baru akan dijalankan di tahun 2022," kata Direktur Jenderal Anggaran, Kementerian Keuangan, Isa Rachmatarwata, dalam konferensi pers APBN di Kantor Kemenkeu, Jakarta Pusat, Senin, 3 Januari 2022.
Diskon listrik ini adalah salah satu program yang diluncurkan pemerintah dalam dua tahun pandemi ini, 2020 sampai 2021. Terakhir, diskon ini sudah diperpanjang sampai Desember 2021.
Berikut ini rincian pelanggan PLN yang memperoleh diskon sampai bulan lalu:
- Pelanggan golongan rumah tangga dengan daya 450 Volt Ampere, bisnis kecil dengan daya 450 VA, dan industri kecil daya 450 VA. Golongan ini diberikan diskon tarif listrik sebesar 50 persen dengan maksimal penggunaan 720 jam nyala.
- Pelanggan golongan rumah tangga daya 900 VA bersubsidi diberikan diskon sebesar tarif listrik 25 persen dengan maksimal penggunaan 720 jam nyala.
- Pembebasan biaya beban atau abonemen, serta pembebasan ketentuan rekening listrik minimum sebesar 50 persen bagi pelanggan industri, bisnis, dan sosial.
Dalam pembahasan di komite, kata Isa, tidak hanya diskon listrik yang sedang dibahas. Sejumlah program lain di 2021 juga sedang dikaji dan dievaluasi kembali seperti insentif usaha hingga perpajakan.
Sebab, komite melihat ada perbedaan realisasi yang terjadi pada program pemulihan ekonomi nasional atau PEN 2021. Ada yang melebihi ekspektasi awal dan ada yang lebih rendah. Salah satu tren yang kentara yaitu terkait insentif. "Ini ternyata lebih diminati, terbukti dari capaiannya yang melebihi target," kata Isa.
Tahun 2021, realisasi sementara PEN hanya Rp 658,6 triliun atau 88,4 persen dari pagu Rp 744,77 triliun. Dari lima program utama, hanya satu yang melebihi target yaitu insentif usaha yang sebesar Rp 67,7 triliun atau realisasi 107,7 persen dan sisanya di bawah target.