5. Tony Fernandes
Awal Juli 2021, giliran nama CEO AirAsia Tony Fernances yang cukup menyedot perhatian pembaca Tempo. Sorotan muncul setelah AirAsia Group Bhd melalui AirAsia Ads Sdn Bhd atau AirAsia Super Apps mengakuisisi sepenuhnya operasi bisnis ride-hailing dan fintech Gojek di Thailand dengan nilai US$ 50 juta.
Tony Fernandes. ROMEO GACAD/AFP/GettyImages
Adapun sebagai bagian dari kolaborasi itu, Gojek akan menjadi salah satu pemegang saham di super app Airasia milik AirAsia Group. Tony pun buka-bukaan kalau Gojek merupakan salah satu inspirasinya dalam berbisnis dan menjadi satu-satunya unicorn di Asia Tenggara yang dihormatinya.
"Gojek merupakan salah satu inspirasi saya, satu-satunya unicorn di Asia Tenggara yang saya hormati. Yang lebih penting lagi, ini merupakan dukungan dari salah satu perusahaan teknologi terpintar di Asia Tenggara Ungkapan kepercayaan dari orang dalam lebih baik daripada yang analis katakan di laporannya," ungkap Tony seperti dikutip dari laman sosial media -Linkedin, Tony Fernandes, Kamis, 8 Juli 2021.
6. Luhut Binsar Pandjaitan
Pada Juli 2021, giliran nama Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan yang jadi sorotan setelah diangkat Presiden Joko Widodo atau Jokowi menjadi Ketua Tim Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (BBI). BBI merupakan gerakan untuk memperkuat branding produk-produk UMKM di dalam negeri dan memperluas akses pasar melalui penjualan digital.
Pada akhir Juni lalu, Presiden Joko Widodo menunjuk Luhut Binsar Pandjaitan sebagai Kordinator Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM Darurat Jawa-Bali, yang selanjutnya menjadi PPKM Jawa-Bali. ANTARA FOTO / Irwansyah Putra
Jabatan baru ini menambah posisi bagi Luhut di pemerintahan menjadi lima. Selain menteri, ada juga jabatan sebagai Wakil Ketua Tim Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN), Koordinator PPKM Jawa-Bali, dan Ketua Dewan Pengarah Tim Penyelamatan Danau Prioritas Nasional.
Saat ditanya apakah Luhut keteteran dengan banyaknya jabatan, Jodi Mahardi, juru bicara Luhut, menyebut bosnya itu hanya bagian dari tim. Menurut dia, tugas di tim ini dikerjakan ramai-ramai lintas kementerian, UMKM, perusahaan, hingga kelompok masyarakat. "Bukan kerjaan Pak Luhut sendirian, Pak Luhut kebetulan ditunjuk untuk mengkoordinasikan saja," kata Jodi saat dihubungi, Senin, 20 September 2021.
Selain soal jabatan, Luhut juga disorot setelah ia melayangkan somasi kepada Haris Azhar dan Koordinator KontraS Fatia Maulida atas terbitnya video wawancara tentang rencana eksplorasi tambang emas di Blok Wabu, Intan Jaya, Papua. Wawancara itu menyebut nama Luhut dan Toba Sejahtra Group yang diduga turut bermain dalam konsesi tambang.
7. Sukanto Tanoto
Berikutnya ada beberapa nama yang muncul dalam laporan utama Majalah Tempo sepanjang tahun ini, salah satunya yaitu taipan kelapa sawit, Sukanto Tanoto. Majalah Tempo edisi 6 Februari 2021 berjudul “Mainan Baru Tanoto” menyebut Sukanto diam-diam membeli gedung bersejarah di Jerman ini seharga Rp 6 triliun pada Juli 2019.
Sukanto Tanoto. Facebook.com
Selain itu, taipan kelapa sawit ini diduga membelinya lewat perusahaan cangkang yang terafiliasi dengan Royal Golden Eagle (RGE) milik Sukanto di Luksemburg.
Pembelian ini terjadi hanya beberapa bulan setelah Uni Eropa menyetujui pengurangan bertahap penggunaan minyak kelapa sawit. Pengurangan dilakukan dalam skema biodiesel di Eropa pada 2030 karena kekhawatiran terhadap deforestasi.
Majalah Tempo mencatat asal-usul uang Rp 6 triliun yang digunakan Sukanto ini belum jelas. Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) juga tidak mengendus pembelian ini.
RGE Indonesia kemudian menyatakan kelompok usaha yang mereka kelola tidak ada kaitannya dengan pembelian gedung Ludwigstrasse 21 di Muenchen, Jerman. Menurut mereka, pembelian gedung tersebut merupakan kegiatan investasi keluarga pendiri RGE, yaitu Sukanto.
"Yang dilakukan secara profesional," kata Head Corporate Communications RGE Ignatius Purnomo dalam keterangan tertulis di laman resmi perusahaan pada Senin, 8 Februari 2021. Selain itu, kata Ignatius, investasi ini telah memenuhi persyaratan dan prosedur yang berlaku di negara tersebut. "Serta sesuai dengan best practices internasional."