TEMPO.CO, Jakarta - PT Pertamina (Persero) meminta masyarakat pengguna LPG non-subsidi tak beralih ke gas melon setelah penyesuaian harga. Pertamina akan memberikan edukasi agar penyaluran LPG tepat sasaran.
"Kami akan terus melakukan monitoring stok dan penyaluran LPG kepada masyarakat. Selain itu, kami juga terus akan melakukan edukasi untuk memastikan penyaluran LPG yang tepat sasaran, ini akan dilakukan bersama-sama dengan seluruh stakeholder dan masyarakat," ujar Pjs Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Sub Holding Pertamina Commercial & Trading Irto Ginting saat dihubungi pada Ahad, 26 Desember.
Pertamina telah melakukan penyesuaian harga untuk LPG non-subsidi di semua wilayah. Kenaikan ini menyesuaikan harga Contract Price Aramco (CPA) LPG yang terus meningkat sepanjang 2021.
Pada November 2021, CPA LPG telah mencapai 847 USD per metrik ton. Irto mengatakan ini merupakan harga tertinggi sejak 2014 atau meningkat 57 persen sejak Januari 2021.
Perseroan pun melakukan penyesuaian harga LPG non-subsidi terakhir pada 2017. Bila dihitung dari empat tahun lampau, harga CPA per November 2021 sudah melonjak 74 persen.
Adapun harga LPG non-subsidi naik antara Rp 1.600-2.600 per kilogram. Adanya gap tersebut, kata Irto, untuk mendukung penyeragaman harga LPG ke depan serta menciptakan keadilan harga antar-daerah.
Di sisi lain, Irto memastikan harga LPG subsidi 3 kilogram tidak mengalami kenaikan. Harga LPG subsidi tetap mengacu pada harga eceran tertinggi atau HET.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA
Baca Juga: Kemenhub Tegur Citilink dan GMF AeroAsia karena Operasikan 19 Pesawat Bermasalah
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.