TEMPO.CO, Jakarta - VP Marketing & Communication PT FinAccel Finance Indonesia (Kredivo) Indina Andamari membeberkan sejumlah modus yang digunakan penipu dalam kasus yang menimpa puluhan pengguna jasa bayar tunda atau paylater belakangan ini.
Ia menyebutkan tindak pidana siber berupa phishing dialami oleh sebagian kecil pengguna Kredivo yang terjebak oleh informasi palsu. Praktik penipuan bermodus phishing ini dialami oleh kurang dari 0,001 persen dari total pengguna Kredivo.
Dari sejumlah informasi yang beredar, awalnya beberapa pengguna Kredivo masuk ke perangkap peretas setelah dihubungi via telepon oleh oknum berdalih memberikan promo, bonus, atau hadiah. Tak lama kemudian, yang didapat pengguna justru tagihan membengkak atas pembelian barang via platform e-commerce Bukalapak.
Indina menjelaskan, berdasarkan penyelidikan internal yang telah dilakukan, modus pelaku sebagian besar menghubungi pengguna dengan berpura-pura sebagai customer service Kredivo dan menginformasikan pengguna telah terpilih untuk mendapatkan giveaway atau skema penukaran poin.
Kemudian, kata Indina, penipu membagikan tautan yang menuju phishing website. "Di mana pengguna dapat memilih beberapa hadiah untuk ditukarkan dengan poin atau sebagai hadiah giveaway. Korban lalu diminta oleh website untuk memasukkan PIN mereka," ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis, 23 Desember 2021.
Hal tersebut yang kemudian membuat penipu bisa mendapatkan akses PIN pengguna. Secara paralel, penipu pun akan melakukan transaksi toko fiktif di Bukalapak dan menggunakan akun Kredivo pengguna dengan pin yang mereka dapatkan melalui phising website.