TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan minat pengusaha untuk berinvestasi di luar Jawa semakin tinggi. Melonjaknya minat tersebut ditunjukkan dengan realisasi investasi yang meningkat di luar Pulau Jawa pada rentang kuartal III 2020 hingga 2021.
“Hari ini investasi tidak hanya muncul di Jawa, tapi juga merata di luar Pulau Jawa. Luar Pulau Jawa bahkan lebih besar ketimbang Pulau Jawa. Dulu orang tak mau investasi di Papua, Maluku, Sulawesi, sekarang banyak,” ujar Bahlil dalam acara Penandatanganan Komitmen Kerja Sama dalam Program Kolaborasi PMA dan PMDN dengan UMKM, Sabtu, 18 Desember 2021.
Menurut data Kementerian Investasi, realisasi penanaman modal sepanjang Januari hingga September 2021 di luar Pulau Jawa melampaui Pulau Jawa. Investasi di luar Pulau Jawa mencapai 51,7 persen atau Rp 340,7 triliun.
Sementara itu investasi di Pulau Jawa sebesar Rp 318,7 triliun. Angka ini setara dengan 48,3 persen. Naiknya realisasi investasi di luar Pulau Jawa didorong oleh pengembangan infrastruktur akses jalan yang dibangun sejak 2014.
“Desain Presiden Jokowi-Jusuf Kalla (pada 2014-2019) yang mengedepankan infrastruktur sudah kita rasakan manfaatnya. Presiden dalam berbagai arahan menyatakan tidak boleh membangun Indonesia hanya di satu wilayah,” tutur Bahlil.
Bahlil melanjutkan, dalam mengejar target investasi, pemerintah berupaya mengurangi indeks ratio gini untuk mengurangi ketimpangan pembangunan di berbagai daerah. Karena itu selain memeratakan realisasi investasi, Kementerian mengatur adanya kolaborasi investasi antara pengusaha besar dan pengusaha kecil.
Kolaborasi antar-pengusaha digadang-gadang bisa membuka akses pasar bagi pelaku UMKM. Sistem kolaborasi, kata Bahlil, telah diterapkan di berbagai negara maju seperti Singapura hingga Cina. “Tidak ada negara yang maju tanpa kolaborasi,” ujar dia.
Selain memeratakan kesejahteraan, kolaborasi pengusaha multi-skala akan meningkatkan jumlah pebisnis nasional. Ia menyebut saat ini jumlah pengusaha nasional masih tergolong kecil, yaitu 3,4 persen.
Sedangkan di negara maju, persentase pengusaha nasional telah mencapai dobel digit. “Seperti Malaysia 6 persen, Singapura 12 persen. Jadi bagaimana mendorong kesempatan, kita buat izinnya dipermudah. Sekarang OSS (Online Single Submission) sudah ada, Undang-undang Cipta Kerja sudah ada. Kita kasih izin gratis,” tutur Bahlil.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA
Baca juga: Ganjar Pranowo: Okupansi Pesawat yang Melalui Bandara Ngloram 90 Persen Terus
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.