“Industri hilir nikel di Indonesia saat ini telah fokus pada produksi stainless steel dengan target selanjutnya merupakan komponen baterai,” ujar Luhut.
Lebih detail dia menjelaskan bahwa Indonesia dalam tujuh tahun terakhir sukses menghasilkan produk turunan dari industri nikel. Dan, kerja sama Indonesia, menurut Luhut, tidak hanya bergantung pada satu negara saja.
“Kami tidak bergantung pada satu negara saja. Sebagai contoh, kami sudah melakukan pembahasan kerja sama dengan Inggris untuk produksi komponen Katoda pada baterai,” kata Luhut.
Menanggapi mitranya, Menlu Blinken mengatakan bahwa negaranya siap bekerja sama dengan Indonesia terkait industri semi konduktor dan mineral lain. "Kami akan bekerja keras untuk bekerja sama dengan Indonesia, dan secara bersama-sama kita dapat menciptakan rantai persediaan pada sektor industri tersebut,” ucapnya.
Lebih lanjut Blinken berharap agar bersama Indonesia dapat menghasilkan kerja sama yang efisien. Karena menurutnya ada banyak hal yang dapat diselesaikan dengan cepat.
“Saya setuju bahwa Indonesia memiliki potensi yang sangat besar dan banyak sektor yang dapat dilakukan kerja sama. Seperti pada sektor Investasi infrastruktur, kesehatan, digital, dan energi terbarukan,” ungkap Blinken. Ia berharap agar sejumlah kerja sama baru dapat terjalin selama rangkaian kegiatan G20.
Baca Juga: Luhut Ingin Anak Muda Berperan di UMKM dan Dirikan Perusahaan Rintisan