TEMPO.CO, Jakarta -Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengadakan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken di Jakarta pada Selasa sore, 14 Desember 2021.
Keduanya fokus membahas potensi kerja sama pada berbagai sektor antara kedua negara. Misalnya saja dalam rangka pencegahan perubahan iklim, Luhut berharap agar Amerika Serikat dapat membangun industri panel surya di Indonesia sebagai dukungan pembangunan sumber energi berkelanjutan.
“Indonesia memiliki komitmen yang besar untuk menahan laju perubahan iklim. Kami juga memiliki potensi yang besar terhadap Carbon Pricing (harga karbon). Saya rasa dalam lima tahun terakhir, usaha kami meningkatkan carbon pricing adalah yang terbaik,” kata Luhut dalam keterangan tertulis, Rabu, 15 Desember 2021.
Berdasarkan data yang dipaparkannya, Indonesia memiliki 75-80 persen dari total kredit karbon dunia. Angka tersebut berasal dari hutan hujan, bakau, lahan gambut, dan terumbu karang.
Menurut Luhut, sebagai bagian dari komitmen Indonesia terhadap Paris Agreement dan Net Zero Emission, pemerintah saat ini memfokuskan regulasi terkait perubahan iklim dan pengurangan emisi.
Pada sektor Migas, Luhut memaparkan perkembangan pesat Indonesia pada tujuh tahun terakhir. Misalnya, Green Industrial Park di Kalimantan Utara yang merupakan kawasan industri hijau terbesar di Indonesia.