Kemunculan Omicron baru-baru ini, yang menurut Organisasi Kesehatan Dunia telah dilaporkan oleh lebih dari 60 negara sejak pertama kali terdeteksi bulan lalu di Afrika Selatan dan Hong Kong, "adalah pengingat yang serius bahwa wabah lebih lanjut kemungkinan tetap ada," kata ADB.
ADB memangkas perkiraan pertumbuhan 2021 untuk India menjadi 9,7 persen dari perkiraan 10,0 persen yang dibuat pada September, tetapi membiarkan perkiraan pertumbuhan 2022 tidak berubah pada 7,5 persen.
Bank pembangunan itu, mempertahankan perkiraan pertumbuhan 2021 untuk Indonesia tak berubah pada 3,5 persen sama seperti yang dibuat pada September, serta meningkatkan perkiraan pertumbuhan 2022 menjadi 5,0 persen dari 4,8 persen yang dibuat September.
Untuk mempertimbangkan ekspansi kuartal ketiga yang lebih lambat di Asia Tenggara, ADB memangkas perkiraan pertumbuhannya untuk subkawasan menjadi 3,0 persen pada tahun 2021 dari 3,1 persen, tetapi ADB menaikkan proyeksi pertumbuhannya untuk subkawasan tahun depan menjadi 5,1 persen dari 5,0 persen.
Inflasi diperkirakan akan tetap terkendali di Asia, kata ADB, yang akan memungkinkan kebijakan moneter untuk tetap mendukung pertumbuhan di tengah berlanjutnya risiko dari pandemi.
Baca: IMF: Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Berpotensi Turun Akibat Omicron