Adapun, sebagian besar dana IPO jumbo akan digunakan Avia Avian untuk modal kerja dan menyuntik modal ke anak usaha. Avia Avian menjelaskan sebanyak 52,77 persen dari dana IPO akan digunakan untuk modal kerja a.l. pembayaran kepada pemasok, pembelian persediaan, biaya operasional, dan modal kerja lainnya.
Sekitar 16,82 persen akan disuntikkan melalui penambahan modal ke PT Tirtakencana Tatawarna untuk digunakan sebagai modal kerja. Sekitar 13,94 persen akan digunakan Avia Avian untuk belanja modal fasilitas manufaktur ketiga di Cirebon, fasilitas manufaktur eksisting, serta pusat-pusat distribusi.
Adapun, rencana ini akan dieksekusi pada 2022 - 2024. Sisanya sekitar 16,47 persen akan digunakan oleh Avia Avian untuk melunasi pokok utang bank perseroan dan entitas anak. Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek dalam aksi IPO ini adalah PT Mandiri Sekuritas. Sedangkan penjamin emisi efek adalah PT UBS Sekuritas Indonesia, PT Credit Suisse Sekuritas Indonesia, dan PT Morgan Stanley Sekuritas Indonesia.
Berdasarkan laporan keuangan per 31 Mei 2021, Avia Avian mencatatkan penjualan neto sebesar Rp 2,70 triliun atau naik 32,29 persen secara tahunan dari sebelumnya Rp2,04 triliun. Sedangkan laba bersih meningkat 101,07 persen menjadi Rp 603,46 miliar dari periode yang sama tahun lalu Rp300,12 miliar.
Di samping IPO, pemegang saham Avia Avian juga seperti PT Tancorp Surya Sentosa, PT Wahana Lancar Rejeki, Archipelago Investment Pte. Ltd., Robert Christian Tanoko, Rudi Tanoko, dan Rony Tanoko juga melakukan penawaran terbatas (private placement). Private placement secara keseluruhan sejumlah 5,57 miliar saham atau 10 persen dari modal ditempatkan dan disetor sebelum IPO.
Pelaksanaan private placement setelah pencatatan saham di BEI dengan harga penawaran yang saham dengan harga penawaran umum. Susunan pemegang saham Avia Avian setelah IPO dan private placement menjadi sebagai berikut, Tancorp Surya Sentosa 36,6 persen, Wahana Lancar Rejeki 32,49 persen, Archipelago Investment 6,3 persen, Robert Christian Tanoko 2,24 persen, Rudi Tanoko 1,68 persen, Rony Tanoko 1,68 persen, masyarakat 19 persen, ESA 0,2 persen.