TEMPO.CO, Jakarta - PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN masih terlebit utang hingga ratusan triliun sampai hari ini. Kini, Direktur Utama PLN yang baru ditunjuk pemerintah, Darmawan Prasodjo, sudah menyiapkan sejumlah cara untuk mengelola utang ini.
Pertama, PLN bakal melakukan restrukturisasi atas utang yang jatuh tempo. "Kami usahakan refinancing dengan bunga rendah," kata Darmo, sapaan Darmawan, dalam konferensi pers di Kantor Pusat PLN, Jakarta Selatan, Senin, 6 Desember 2021.
Tapi selama setahun ini, kata dia, utang PLN sebenarnya sudah turun Rp 50 triliun. "Dan itu sangat diapresiasi Menteri BUMN (Erick Thohir)," kata dia.
Sebelumnya, Darmo resmi ditunjuk memimpin PLN dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PLN tahun 2021 pada hari ini. Ia diangkat menjadi direktur utama menggantikan Zulkifli Zaini.
Di sisi lain, Erick pernah menyinggung perkara utang ini pada Agustus 2021. Kala itu, Ia meminta PLN tak lagi menggarap proyek-proyek yang tidak penting untuk menjaga arus kas di tengah utang yang menggunung sampai Rp 500 triliun.
Kendati demikian, Erick hari ini menyatakan dirinya tetap menilai PLN telah memperbaiki kinerja keuangan dalam dua tahun terakhir. Dari laba bersih Rp 5,99 triliun pada 2020 sampai rasio utang yang turun menjadi Rp 452,4 triliun.