Erick melanjutkan, Kementerian BUMN selama ini telah berupaya melakukan perbaikan tata-kelola terhadap induk-induk BUMN melalui efisiensi guna menyehatkan perusahaan. Salah satu caranya melalui skema holding.
Dia tidak mau holding yang sudah terbentuk kembali digerogoti oleh anak-cucu usahanya. “Holding sudah sangat rapi, seperti holding semen, holding perkebunan, pertambangan, migas, semua sudah rapi,” tutur Erick.
Sampai 2021, Kementerian BUMN berhasil mengkonsolidasikan 108 perusahaan pelat merah menjadi tinggal 41 entitas. Erick mengatakan Kementerian akan berfokus terhadap BUMN besar. BUMN digadang-gadang bakal mendorong pertumbuhan ekonomi nasional di tengah berbagai tantangan global.
“Kita sekarang menghadapi tiga ancaman, yaitu globalisasi pasar, disrupsi digitalisasi yang sangat berat, dan bahan baku yang masih impor. Jadi daripada tidak fokus, lebih baik kita fokuskan ke main business,” kata Erick Thohir.
Baca: 2022, Tarif Listrik untuk 13 Golongan Pelanggan PLN Non-Subsidi Akan Disesuaikan
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.