TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara atau BUMN Erick Thohir merespons pernyataan Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang sebelumnya menyebutkan banyak proyek BUMN merugikan.
Erick mengatakan, ia telah mengutarakan apa yang disampaikan Ahok pada tahun 2020 lalu. Sejumlah perbaikan melalui 5 pondasi BUMN mengenai proses bisnis juga telah dilakukan.
"Jadi kalau pak Ahok, pak Komut mengatakan itu, saya mengucapkan terima kasih," kata Erick, Rabu, 1 Desember 2021. "Tolong di-review yang ada di Pertamina seperti saya me-review keseluruhan BUMN. Itu yang kami lakukan, transparansi dan bisnis proses."
Tak hanya itu, Erick juga mengingatkan pentingnya mengembangkan ekosistem industri modern serta melakukan riset dan pengembangan yang selama ini tidak dilakukan oleh Indonesia dan akhirnya tertinggal dari negara lain.
Adapun kendala riset dan pengembangan selama ini karena kekhawatiran terjerat kasus hukum ketika hasil dari penelitian tidak berhasil. Padahal, sangat wajar ketika riset dilakukan tidak semua riset berhasil.
"Jadi risiko riset dan pengembangan itu harus menjadi bagian dari kemajuan bangsa, ketika ada yang gagal harus didorong," ucap Erick.
Ahok sebelumnya menyatakan ada banyak kontrak di BUMN yang merugikan perusahaan negara. Kontrak merugikan itu di antaranya juga ditemukan di Pertamina.
Sebagai pengawas di Pertamina, Ahok mengaku marah karena menguntungkan pihak lain di luar BUMN. Ia lalu meminta Pertamina mengoreksi semua kontrak merugikan ini.
"Banyak kontrak di BUMN yang sangat merugikan BUMN termasuk Pertamina. Itu yang saya marah. Itu lagi kita koreksi," kata dia dikutip dari YouTube Panggil Saya BTP, Rabu, 24 November 2021.
Namun Ahok tak merinci kontrak apa saja yang ada di Pertamina yang merugikan perseroan. Namun, dia menduga ada niat jahat dari awal untuk mengambil keuntungan segelintir pihak ketika kontrak itu dibuat, sehingga merugikan BUMN.
Pernyataan Ahok tersebut sebelumnya juga sempat ditanggapi staf khusus Erick Thohir, Arya Sinulingga.
Arya menyebutkan apa yang disampaikan oleh Ahok hanya mengulang apa yang pernah disampaikan Erick Thohir, mulai dari peringatan agar proyek BUMN tidak menjadi bancakan korupsi, sampai terkait kerja sama BUMN harus menghasilkan win-win solution dan tidak boleh ada yang dirugikan.
BISNIS
Baca: Tabungan Nasabah Rp 38,4 Juta di BRI Mendadak Hilang, karena Skimming?
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.