TEMPO.CO, Jakarta – Ketua DPP PKS Bidang Tani dan Nelayan Riyono menyayangkan pernyataan Presiden Joko Widodo alias Jokowi soal impor beras. Jokowi menyebut sepanjang 2021, tidak ada impor beras pemerintah lantaran pasokan pangan dalam negeri masih mencukupi.
Padahal, menurut Riyono, masih terjadi impor beras sekitar 41.600 ton atau setara dengan US$ 18 juta sampai Juli 2021 sesuai data Badan Pusat Statistik. Bahkan selain itu, terdapat kegaduhan rencana impor beras 1,5 juta ton pada Mei yang menimbulkan kritik publik.
"Presiden dapat kabar dan data dari mana kalau sampai November enggak ada impor?" katanya dalam keterangan tertulis, Rabu, 1 Desember 2021.
Ia menyebut pernyataan Jokowi menunjukkan adanya koordinasi yang tidak baik antara lembaga dan pemerintah. Lebih lanjut, Riyono mengatakan PKS sejak awal menolak impor beras.
Ia melihat bahwa persoalan impor beras melukai petani. Petani, kata dia, telah berkontribusi terhadap ketahanan pangan dan mendorong ertumbuhan ekonomi di tengah pandemi.
Menurut Riyono kondisi perberasan nasional mencatat produksi padi terus meningkat. Selama 2020, produksi gabah kering giling (GKG) mencapai 54,65 juta ton, naik 0,08 persen atau 45.170 ton dari produksi 2019 yang sebesar 54,60 juta ton.
“Jika dikonversikan menjadi beras, sepanjang 2020 produksi beras mencapai 31,33 juta ton. Realisasi ini naik tipis 0,07 persen atau 21.460 ton dari produksi beras di 2019 yang sebesar 31,31 juta ton,” katanya.