"Ini kita sudah akan mulai untuk menggantikan substitusi impor kita. Ini peluang negara kita untuk keluar dari jebakan pendapatan menengah," ujar dia.
Adapun pada ekosistem kendaraan listrik, Bahlil mengatakan Indonesia sudah memulai dengan merancang industri baterai kendaraan listrik. Sejumlah perusahaan, mulai dari LG, CATL hingga VW disebut akan ikut dalam proyek ini.
"Itu hulu ke hilir, tambang, smelter, precursor, katode, sampai sel baterai, sampai mobilnya. itu salah satu yang pertama di dunia akan kita bangun, negara lain belum. ingat 40 persen komponen mobil ada di baterai, mobil 60 persen," ujar Bahlil.
Untuk industri mobil listrik, Bahlil melihat ada dua strategi yang bisa ditempuh, yaitu membangun sendiri atau mengakuisisi. Bahlil melihat opsi membangun sendiri akan butuh waktu, sehingga ia mengatakan dimungkinkan dilakukan opsi akuisisi.
Ia pun bercerita telah ke Jerman untuk membicarakan rencana akuisisi tersebut. Ia mengatakan akuisisi bukan sesuatu yang diharamkan selama secara bisnis masuk dan transparan. Apalagi rencana itu dihasilkan dari rapat dan kajian mendalam.
"Jadi aku bilang yang tidak mau, bergeser. Kami mau maju terus untuk kebaikan rakyat, bangsa, dan negara, jangan halangi konsep negara. Kalau tidak mau bicara baik-baik, enggak boleh kita memperlihatkan sesuatu yang tidak mencerminkan kedewasaan dan pembangunan negara," ujar Bahlil.
Baca: Pergerakan di Akhir Tahun Dilarang, Survei Kemenhub: Bakal Ada 10 Juta Pemudik
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.