TEMPO.CO, Jakarta - Menteri BUMN Erick Thohir menyebutkan mayoritas atau 90 persen perusahaan pelat merah terdampak negatif akibat pandemi Covid-19. Sisanya ada 10 persen BUMN yang tak terdampak dan mencatatkan pertumbuhan positif.
"Secara umum, 90 persen tercatat kena pandemi dan 10 persen positif, dengan sektor telekomunikasi, kesehatan, dan industri sumber daya alam yang masih mencatatkan kinerja positif," kata Erick Thohir dalam pidato yang dibacakan oleh Sekretaris Kementerian BUMN Susyanto, Selasa, 30 November 2021.
Meski terimbas pandemi, BUMN masih menghasilkan pertumbuhan kinerja keuangan secara konsolidasian sepanjang 2020. Perusahaan-perusahaan itu bisa menyumbang ke negara hingga Rp 377 triliun dari pajak, dividen, dan penerimaan negara bukan pajak atau PNBP.
"Pertumbuhan dan kontribusi positif tersebut, menunjukkan BUMN dapat bertahan dan berkembang di tengah badai krisis pandemi," katanya.
Kementerian BUMN mengungkapkan hingga 2024 proyeksi dividen BUMN yang disetorkan ke negara hanya dari 11 BUMN dari total 41 BUMN hasil klasterisasi.
Sebelumnya, Erick Thohir menyebutkan keinginannya menggenjot kinerja BUMN supaya lebih dapat bersaing. "Pada 2023 — 2024 dividen berdasarkan 11 perusahaan saja, total BUMN ada 41," tuturnya beberapa waktu lalu. "Yang 30 tidak dipaksakan dividen kalau pemberian pelayanan sangat besar, contoh Kereta Api Indonesia, sulit berikan dividen saat ini, tidak dipaksakan BUMN yang dekat dengan public service memberi dividen."